GLOBALMEDAN.COM, MEDAN – Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemenristekdikti Dr Lukman ST MHum mengapresiasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mitra Husada Medan yang selain akreditasinya sudah baik, juga telah menerapkan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).
“Akreditasi STIKes Mitra Husada Medan saat ini sudah baik dan memadai, hanya perlu ditingkatkan menjadi unggul,” kata Lukman usai menyampaikan kuliah umum dan meresmikan ruang Computer Based Tes (CBT) Centre STIKes Mitra Husada Medan di kampus Jalan Pintu Air IV Kwala Bekala, Rabu (25/5/2022).
Kuliah umum bertopik Kolaborasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengembangan Riset, Inovasi & Teknologi di Era Disrupsi Digital itu dimoderatori Ester Simanullang STr Keb Bd MKes.
Kedatangan Dirjen Distiristek ini disambut Ketua STIKes Mitra Husada Medan Dr Siti Nurmawan Sinaga SKM MKes, dan Ketua Pengurus Yayasan Mitra Husada Medan Drs Imran Saputra Surbakti MM.
Menurut Lukman, keberadaan STIKes Mitra Husada Medan saat ini sudah memadai dari beberapa aspek, tinggal kapabilitas dan kapasitasnya saja.
Ia meyakini, jika STIKes Mitra Husada Medan mampu mengoptimalkannya, maka bisa menuju kampus unggul.
“Kampus ini sudah sangat baik. Saya datang kemari untuk memberi motivasi agar STIKes Mitra Husada menjadi kampus unggul. Tinggal optimalisasi saja,” ujarnya.
Ia pun berharap STIKes Mitra Husada Medan lebih optimalisasikan SDM, yang nantinya ada dosen jadi guru besar dan semua dosennya berkualifikasi S3.
Capaian sebagai kampus unggul, menurut Lukman bisa tercapai, apalagi pimpinannya sudah menyatakan komitmennya dan siap mendukung program pemerintah.
Disebutkannya, untuk menuju unggul itu harus memiliki tiga aspek, yakni sumber daya manusia, sarana prasarana dan penjaminan mutu. Ketiga aspek ini disebutkan Lukman sudah dimiliki STIKes Mitra Husada Medan.
Demikian juga dengan aspek kedua, yakni optimalisasi sarana STIKes Mitra Husada Medan yang dinilai Lukman sudah sangat baik. Karena itu dia mengapresiasi dengan diresmikannya ruang CBT Centre.
Menurut Lukman dengan keberadaan ruang CBT Centre ini, berarti STIKes Mitra Husada Medan sudah mandiri. Bahkan menurutnya ruang CBT tersebut bisa dimanfaatkan bagi perguruan tinggi lainnya di Medan.
Sementara pada aspek ketiga, penjaminan mutu yang juga dinilai Lukman di perguruan tinggi yang dipimpin Dr Siti Nurmawan Sinaga ini sudah baik.
“Saya sebagai pemerintah dari Direktur Kelembagaan Kemendikbudristek menyatakan STIKes Mitra Husada Medan ini sudah memenuhi semua sarana minimal yang dipersyaratkan pemerintah. Karenanya, saya meyakini perguruan tinggi ini bisa menjadi unggul dan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara,” kata Lukman.
Pada Kuliah umum itu, Lukman menuturkan Kemendikbudristek menggelorakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang memberlakukan 8 jenis kegiatan pembelajaran, di antaranya
mahasiswa itu bisa magang, riset, berwirausaha, bertukar program studi dan juga bisa ke luar negeri.
“Itu yang kami harapkan agar bagi mahasiswa S1 yang menjalani perkuliahan 8 semester. Namun dengan salah satu program dari kebijakan Merdeka Belajar
mendapatkan pengalaman sesuatu di luar kampus yang sesuai dengan amanat minimal 2 semester belajar di luar kampusnya di luar program studinya,” tuturnya.
Menurutnya, melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan kolaborasi antar mahasiswa dan perguruan tinggi itu bisa terjadi.
“Jadi istilahnya tidak jago kandang, mahasiswa itu bisa tahu dunia luar itu seperti apa,” ujarnya.
Demikian juga dengan stakeholder yang pada program MBKM itu menurutnya sangat penting berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Ditegaskannya, jika saat ini
perguruan tinggi itu tidak menjalin kemitraan dengan DUDI, maka perguruan tinggi itu disebut tidak menerapkan MBKM.
Sebab, kata Lukman, salah satu kekuatan perguruan tinggi adalah mahasiswa dan outputnya itu bisa diterima di dunia usaha dunia industri dengan gaji yang layak.
“Itu yang kita tekankan. Program MBKM itu menjadi suatu hal yang sangat penting dan keharusan bagi setiap perguruan tinggi. Mahasiswa pun jadi punya pengalaman di luar kampus,” tukasnya.
Terkait pengembangan STIKes Mitra Husada Medan ke depan apakah baiknya menjadi institut atau universitas, menurutnya harus melihat grand design dan roadmap perguruan tinggi ini.
Ia memaparkan, jika STIKes Mitra Husada Medan hanya ingin fokus di bidang kesehatan, maka berubah menjadi institut sudah cukup.
“Tinggal nambah prodi-prodi lain yang belum ada seperti Prodi Farmasi dan Kesehatan Masyarakat,” ucapnya.
Namun, jika ingin keluar dari bidang kesehatan atau ekspansi di bidang teknik atau sosial, maka harus menjadi universitas.
Ia juga mengingatkan, STIKes Mitra Husada Medan bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia, maka ada syarat yang harus dipenuhi, yakni berkolaborasi. Caranya, dengan menerima mahasiswa asing dan juga ada dosen asing di perguruan tinggi ini. Selain itu, menjalin kerjasama riset kelas dunia dan hasil penelitiannya dimanfaatkan.
“Jadi, kalau STIKes Mitra Husada ingin menjadi perguruan tinggi kelas dunia, kata kuncinya cuma satu, yaitu kolaborasi dengan perguruan tinggi di luar negeri,” pungkasnya.
Menanggapi dukungan motivasi dari Direktur Kelembagaan Dirjen Kemenristekdikti itu, Ketua STIKes Mitra Husada Medan Siti Nurmawan Sinaga menyatakan pihaknya siap menjalankan komitmennya menuju kampus unggul.
“Kami juga telah menyiapkan diri mendukung program pemerintah Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” kata Siti Nurmawan.
Diakuinya, ketiga aspek untuk menuju unggul seperti yang disyaratkan pemerintah memang sudah dimiliki STIKes Mitra Husada Medan. (swisma)