GLOBALMEDAN.COM, MEDAN-Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw-BI) Sumatera Utara, Doddy Zulverdi mengatakan pertumbuhan ekonomi masih terus berlanjut, meskipun dampak perlambatan ekonomi global perlu tetap diwaspadai.
“Meskipun pertumbuhan ekonomi sedikit melambat, karena dibarengi inflasi, kita meyakini optimisme ekonomi Sumut ke depannya membaik,” kata Doddy pada Bincang Bareng Media (BBM) secara ofline maupun online di lantai 3 KPw BI Sumut, Selasa (25/10/2022).
Disebutkan Doddy, walaupun inflasi di 2021 naik 6.0 persen, namun di tahun ini turun. Untuk itu Doddy mengajak seluruh elemen masyarakat bersama- sama bangkitkan optimisme positif agar ekonomi Sumatera Utara masih membaik.
Perkembangan ekonomi global diperkirakan akan tumbuh lebih rendah dari yang diperkirakan. Salah satu penyebabnya, sebut Doddy akibat terhambatnya perkembangan aliran modal asing.Sehingga kondisi pertumbuhan ekonomi global juga saat ini tidak menentu.
Begitupun Doody meyakini untuk perekonomian Indonesia, laju pertumbuhan masih dalam kategori positif. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 4,5 – 4,4 persen.
Hal itu juga disebabkan adanya dukungan pertumbuhan ekonomi domestik di Sumatera Utara yang masih sangat besar terhadap ekonomi nasional.
“Apalagi pandemi Covid 19 yang kini relatif terkendali, membuat pertumbuhan ekonomi domestik masih terus berlanjut. Tentunya transfortasi pengangkutan komoditinya lancar,” ungkapnya.
Selain itu juga indikasi lajunya pemulihan ekonomi di Sumatera Utara, berpotensi termoderasi akibat inflasi. Namun intermediasi perbankan terus membaik pada triwulan III, dari pada triwulan II yang ditunjang dari permintaan kredit UMKM cukup tinggi.
Pada pertemuan BBM tersebut dihadiri Deputi Direktur BI Sumut, Azka Subhan Aminurridho, Wakil Deputi Direktur Poltak Sitanggang dan beberapa staf, Doddy mengakui, tingkat inflasi di Indonesia termasuk masih tinggi.
Menurutnya kondisi itu tidak bisa dihindari, karena salah satu imbas tingginya inflasi, disebabkan dinaikkanya harga bahan bakar minyak (BBM ).
Demikian pula halnya dengan komoditas beras yang belum juga menurun.
“Hal itu hendaknya harus diperhatikan dengan sebaik baiknya oleh TPID Sumut. Karena, harga komoditi yang lain sudah turun, sedangkan beras belum. Ini yang bisa menyebabkan inflasi di Sumut pada September,” katanya.
Namin Doddy memperkirakan inflasi pada Oktober 2022 akan turun. Karena, panen raya di sejumlah tempat masih terus berlanjut.(swisma)