GLOBALMEDAN.COM, MEDAN-Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Dinar Butarbutar menyebutkan, ekspor di Sumut pada Desember 2021 mengalami kenaikan dibanding pada bulan sebelumnya, November 2021.
“Nilai ekspor melalui pelabuhan muat mencapai US$1,14 miliar pada Desember 2021. Nilai tersebut naik 14,96 persen dibanding November 2021 yang hanya US$988,88 juta,” kata Dinar Butar-butar, Kamis (3/2/2022).
Demikian juga jika dibandingkan dengan Desember 2020, ekspor Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 51,86 persen
Golongan barang dari Sumut yang nilainya naik pada Desember 2021 adalah golongan lemak dan minyak hewani/nabati. Nilai ekspornya mencapai US$109,43 juta atau naik 29,80 persen.
Bahkan ekspor ke Amerika Serikat pada Desember 2021 merupakan yang terbesar yaitu US$144,93 juta diikuti China sebesar US$140,55 juta dan Jepang sebesar US$59,84 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 30,38 persen.
Sedangkan menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada Desember 2021, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$311,29 atau 27,38 persen dari total ekspor.
Sementara itu, nilai impor melalui pelabuhan muat di Sumatera Utara pada Desember 2021 atas dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar US$455,34 juta atau turun sebesar 15,63 persen dibandingkan November 2021 yang mencapai US$539,69 juta.
Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor juga mengalami kenaikan sebesar 17,25 persen
Nilai impor menurut golongan penggunaan barang pada Desember 2021 dibanding November 2021, barang modal dan barang konsumsi naik masing-masing sebesar 19,03 persen dan 6,72 persen. Sedangkan bahan baku/penolong turun sebesar 21,40 persen.
Pada Desember 2021, lanjut Dinar golongan barang yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar adalah pupuk sebesar US$9,48 juta (45,76 persen).
Sedangkan nilai impor Desember 2021 dari China merupakan yang terbesar yaitu US$152,14 juta dengan perannya mencapai 33,41 persen dari total impor Sumatera Utara dan iikuti Singapura sebesar US$71,06 juta (15,61 persen) dan Malaysia sebesar US$45,72 juta (10,04 persen). ( swisma)