GLOBALMEDAN. COM, MEDAN- Sebanyak 4.048 petugas siap mendata masyatakat untuk di Sensus Penduduk (SP) 2020 Lanjutan di Sumatera Utara yang dimulai 15 Mei – 30 Juni 2022.
“Kita akan melibatkan 4.048 petugas secara rinci dan door to door kepada 221.000 rumah tangga yang menjadi sampel sensus pada 2022,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Nurul Hasanudin di Lantai 5 Kantor BPS Sumut, Senin (25/4/2022).
Nurul didampingi Humas Murni Pasaribu pada sosialisasi SP 2020 lanjutan kepada wartawan menyebutkan, pada SP 2020 lanjutan ini ada sedikit perbedaan dengan sensus 2020.
Disebutkannya, pada pendataan itu
ada delapan karakteristik yang akan dilakukan, yakni, karakteristik penduduk, perpindahan penduduk, pedidikan dan komunikasi, disabilitas, ketenagakerjaan, kelahiran, kematian dan perumahan.
Nurul juga merincikan, pada SP 2020 lanjutan itu terdapat total 83 pertanyaan, seperti pertanyaan menyangkut Individu, fertilitas dan mortalitas, migrasi/mobilitas disabilitas, pendidikan dan komunikasi, perumahan serta ketenagakerjaan
Dijelaskan Nurul, tujuan pendataan adalah memperkirakan jumlah distribusi dan komposisi penduduk, memperoleh data untuk penghitungan parameter demografi (kelahiran, kematian, dan migrasi).
Kemudian sumber data dari indikator angka kematian ibu; memperbarui data yang akan digunakan dalam penghitungan proyeksi penduduk, menyediakan data karakteristik penduduk dan perumahan.
Selain itu sumber data dari indikator kependudukan untuk SDGs yang tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
Nurul juga menyebutkan petugas sensus yang nantinya akan mendatangi rumah warga dilengkapi dengan tanda pengenal, memakai rompi biru tua bertuliskan petugas sensus.
“Selain itu kita juga melengkapi petugas tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS kabupaten dan kota setempat, dan membawa tas punggung berwarna hitam dengan logi BPS dan sensus penduduk 2020,” bebernya.
Untuk itu Nurul berharap agar masyarakat kooperatif dan bisa menerima para petugas sensus dan memberikan data yang sebenar-benarnya.
“Itu bisa jadi PR bagi BPS agar masyarakat mau menginformasikan data yang sebenar- benarnya ke petugas sensus, seperti jika ada masyarakat yang sudah meninggal, ada penambahan jumlah warga karena kelahiran, pindah rumah atau alamat. Data yang kita peroleh itu sangat penting bagi pembangunan di masa depan,” ungkapnya.
Lebih lanjut dipaparkan Nurul, pada SP 2020 lanjutan ini menerapkan sensus online dan offline.
Kedua metode pengumpulan data secara online dan offline itu juga terbagi tiga cara, yakni CAWI (Computer Assisted Web Interviewing), CAPI (Computer Assisted Personal Interviewing) dan PAPI (Pencil and Paper Interviewing)
Dijelaskannya, pada sensus online lewat web itu CAWI dan PAPI secara sensus offline dengan menggunakan kuesioner kertas. Sedangkan CAPI menggunakan HP ( swisma)