MEDAN-Polisi dan Pemkab
Serdang Bedagai (Sergai) gerak cepat menindaklanjuti video anak “ngelem” di media sosial di Desa Sei Rampah Sergai, Selasa (13/08/2024)
Kapolres Sergai AKBP Jhon Rakutta Sitepu melalui Plt. Kasi Humas Polres Sergai Ipda Nauli Siregar membenarkan Polres dan Pemkab Sergai bersinergi meninjau langsung keberadaan anak dalam video agar mendapatkan hak dan perlindungan.
“Tugas kita bersama untuk menangani anak terlantar sesuai amanat konstitusi yang harus diberikan haknya untuk dilindungi dan pengasuhan yang baik,” ujarnya
Video di medsos yang memperlihatkan seorang anak perempuan di bawah umur sedang mengelem, menimbulkan kepedulian publik yang mendalam, mendorong aparat untuk segera mengambil tindakan serius.
Tim dari Pemkab Sergai terdiri Dinas Sosial, Satpol PP, Dinas Kesehatan, RSU Sultan Sulaiman serta pihak Kecamatan Sei Rampah dan Perangkat Desa.
Kolaborasi kepedulian ini diharapkan dapat memastikan penanganan kasus yang komprehensif dan efektif.
Kepala Dinas Sosial Sergai, Arianto, menyatakan keluarga tersebut telah tercatat sebagai penerima bantuan kesejahteraan sosial.
Namun, masalah sosial yang dialami keluarga ini, terutama anak mereka yang terlibat dalam penyalahgunaan zat psikotropika, memerlukan penanganan khusus.
“Kami segera turun ke lokasi bersama Camat, Ipda Brimen, Kepala Desa, Babinsa dan Polres Sergai untuk menindaklanjuti situasi ini,” ijar Arianto.
Selain anak tetsebut juga dibawa
bu dan abangnya ke Rumah Sakit Sultan Sulaiman untuk penanganan medis
Camat Sei Rampah, Fitrianti, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi keluarga ini, terutama terhadap ibu yang mengalami kesulitan berkomunikasi.
Selain itu, meskipun keluarga ini telah menerima bantuan masih terdapat kendala administratif yang perlu diatasi.
Pemerintah kecamatan dan Desa berkomitmen untuk membantu keluarga ini seoptimal mungkin.
“Kami akan bergotong royong dengan warga desa untuk membangun rumah yang lebih layak bagi mereka,” tambah Fitrianti.
Direktur Rumah Sakit Sultan Sulaiman dr. Aldi Saragih melalui dr. Vera dan dr. Rina membenarkan telah menerima 3 pasien dan telah dilakukan pelayanan medis.
“Ketiganya telah mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan dari dokter spesialis,” ujarnya. ( swisma