MEDAN-Wali Kota Bandaraya Ipoh, Malaysia, Rumaizi Bin Baharin MD Daud melakukan kunjungan ke kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dalam rangka silaturahmi, sekaligus penanda tanganan nota kesepahaman (MoU) memperkuat kerja sama internasional.
Kunjungan Walikota Bandaraya Ipoh dan rombongan didampingi Konsul Jenderal Malaysia di Medan, Tuan Sahril Nizam Abdul Malik, disambut Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP pada Kamis (9/1/2025) di Auditorium UMSU Jalan Muchtar Basri Medan.
Kunjungan silaturahim diisi dengan penandatanganan nota MoU oleh Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani, M.AP dan Wali Kota Ipoh, Rumaizi bin Baharin Md Daud didampingi Wakil Rektor III UMSU, Assoc. Prof. Dr. Rudianto, M.Si dan Head of strategic communication unit dari Majelis Bandaraya Ipoh, Muhammad Hafiz Safwan Bin Nor Hazlan.
MOU ini mencakup kolaborasi antara Radio UMSU dan Radio Majelis Bandaraya Ipoh sebagai radio mitra untuk memperkuat penyebaran budaya Melayu lintas negara.
Kemudian, pertukaran pelajar dan pengakuan ijazah untuk program kedokteran UMSU di Malaysia, kajian bersama tentang budaya Melayu dan pengajuan budaya Melayu sebagai warisan dunia melalui UNESCO serta kolaborasi antara Rumah Sakit UMSU dan fasilitas kesehatan di IPOH.
Rektor UMSU, Prof Agussani menegaskan tentang pentingnya kolaborasi antarbangsa sebagai bagian dari komitmen UMSU untuk menjadi universitas bertaraf internasional.
“Kehadiran Datuk Bandar Ipoh dan rombongan serta Konsul Jenderal Malaysia di Medan adalah sebuah kehormatan besar bagi kami,” katanya.
Kolaborasi ini adalah wujud nyata persahabatan dua bangsa serumpun yang memiliki akar sejarah dan budaya yang sama.
“Kami berharap kerja sama ini dapat memperkuat hubungan pendidikan, kebudayaan, dan penyiaran antara Medan dan Ipoh,” tutur Prof. Agussani.
Prof. Agussani juga menyampaikan informasi tentang perkembangan UMSU, termasuk pembangunan kampus terpadu yang akan menjadi tuan rumah Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah pada 2027.
Wali Kota Bandaraya IPOH Malaysia, Rumaizi menyampaikan pentingnya sinergi antarnegara dalam melestarikan budaya Melayu sebagai warisan dunia. Ipoh sendiri telah diakui UNESCO sebagai Kota Kreatif untuk tema musik pada Tahun 2023.
“Dalam dossier yang diajukan, budaya Melayu menjadi dasar utama pengakuan tersebut,” katanya.
Ipoh katanya telah meletakkan Budaya Melayu sebagai elemen utama dalam “dossier” UNESCO Creative City Network untuk tema musik. Ini adalah komitmen Ipoh untuk memastikan Budaya Melayu dikenal di tingkat global.
“Saya percaya, melalui kerja sama dengan UMSU, kita dapat memperkuat upaya ini dan menjadikan budaya Melayu sebagai identitas yang dihormati dunia,” katanya.
Dia juga mengatakan kerja sama yang dijalin dan hubungan yang dibangun bukan hanya antara institusi, tetapi juga memperkuat akar budaya Melayu yang dimiliki bersama.
Kerja sama ini membuka peluang besar untuk memperkenalkan budaya Melayu ke panggung internasional melalui UNESCO.
Konsul Jenderal Malaysia di Medan, Tuan Sahril Nizam Abdul Malik, turut memberikan sambutannya.
Dia menyampaikan bahwa hubungan erat antara Malaysia dan Indonesia, khususnya Sumatera Utara, harus terus diperkuat melalui berbagai kolaborasi strategis.
“Hubungan ini lebih dari sekadar formalitas. Ini adalah bentuk persaudaraan sejati yang sudah terjalin sejak lama. Kami berharap, melalui kerja sama ini, hubungan antar dua bangsa akan semakin erat dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat kedua negara,” ungkap Tuan Sahril.
Ketua PB Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia Sumatera Utara, Prof. Dr. H. OK Saidin, M.Hum pada kesempatan ini mengatakan UMSU adalah salah satu perguruan tinggi yang tidak hanya mengedepankan pendidikan modern tetapi juga menjaga akar budaya Melayu sebagai identitasnya.
“UMSU ini aset besar yang harus terus dikembangkan,” tegasnya
Kunjungan diisi juga dengan siaran di radioi UMSU FM oleh Wali Kota Bandaraya IPOH bersama Rektor UMSU diwakili WR III,
Kerja sama ini diharapkan menjadi langkah awal dari berbagai kolaborasi strategis yang akan memberikan manfaat besar bagi kedua belah pihak, baik dalam bidang pendidikan, kebudayaan, maupun penyiaran. ( swisma)