Dispenda

OJK Sumut :Juni 2024,  Penyaluran Kredit UMKM 7,91 Persen YoY

MEDAN-Peningkatan penyaluran kredit dan dukungan finansial terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM menjadi aspek penting.

“Hal itu bukan hanya dalam mendukung pemulihan ekonomi namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
mengingat data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah  pada 2020 tercatat sektor UMKM menyerap 97% tenaga kerja secara nasional,” kata Kepala Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien, Kamis (15/8/2024).

Disebutkannya, kondisi itu juga yang menjadi salah satu dasar bagi OJK dalam menempatkan UMKM sebagai salah satu kategori usaha berkelanjutan, sesuai POJK Keuangan Berkelanjutan (POJK No. 51/POJK. 03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik).

Pada media update Kantor OJK Provinsi, bertajuk”Optimalisasi peran OJK daerah melalui sinergitas media partner, Muttaqien menyebutkan Keuangan Berkelanjutan adalah dukungan menyeluruh dari sektor jasa keuangan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

“Sejak pandemi covid-19 terjadi, sektor UMKM mengalami penurunan kinerja hingga Desember 2020 yang menyebabkan peningkatan tingkat pengangguran secara masif,” papar Muttaqien didampingi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Wan Nuzul Fachri, Deputi Direktur Pengawasan LJK 2 Anton Purba dan Deputi Direktur Layanan Manajemen Strategis Yusri

Kemudian, pada awal 2021, kredit UMKM mulai meningkat dan terus bertumbuh pesat hingga 2024.

Hal ini terlihat dari share kredit UMKM terhadap total kredit yang terus meningkat setiap tahunnya, mulai dari 25,47% pada  2020 hingga 29,77% pada Juni 2024.

Peningkatkan share kredit UMKM tersebut, katanya didukung oleh penyaluran kredit yang baik, dimana per Juni 2024 tercatat pertumbuhan sebesar 7,91% yoy.

Lapangan usaha yang menjadi penyumbang terbesar dalam penyaluran kredit UMKM adalah perdagangan dengan porsi sebesar 45,45 persen, diikuti dengan pertanian dan industri pengolahan.

Muttaqien juga memaparkan tentang perkembangan  perbankan terhadap bank daerah.

Berdasarkan pemantauan per Juni 2023, Bank Umum yang berkantor pusat di Sumatera Utara, yang terdiri dari Bank Sumut dan Bank Mestika Dharma, memperlihatkan peningkatan kinerja intermediasi.

Itu tercermin dari pertumbuhan positif penghimpunan DPK sebesar 1,02% yoy dan penyaluran kredit sebesar 6,64% secara yoy.

Sebagaimana kinerja yang baik dari bank umum daerah, BPR/BPRS di Sumut juga memperlihatkan peningkatan kinerja yang baik, khususnya dalam kontribusinya menyalurkan kredit.

Per Juni 2024, penghimpunan DPK bertumbuh 8,11% yoy, dan penyaluran kredit/pembiayaan dapat didorong bertumbuh double digit sebesar 9,32% yoy.

Salah satu upaya yang OJK lakukan dalam memperkuat posisi BPR/BPRS adalah dengan mendorong proses merger, konsolidasi, dan akuisisi. Hingga saat ini, terdapat 51 bank dari yang sebelumnya 60 bank pada Desember 2020.

“Tujuannya adalah untuk memperkuat layanan, permodalan dan infrastruktur, serta mendukung upaya program pemerintah dalam rangka konsolidasi,” sebut
Muttaqien.

Di Industri Keuangan Non Bank, berbagai lembaga pembiayaan non bank di Sumatera Utara 0 terpantau dapat menyalurkan pembiayaan dengan pertumbuhan positif.

Demikian juga perusahaan pembiayaan pada Mei 2024 mencatatkan piutang pembiayaan sebesar Rp22,95 triliun dengan pertumbuhan yang relatif tinggi 11,53% yoy.

Pembiayaan Investasi tercapai sebesar Rp7,13 triliun dan bertumbuh relatif tinggi sebesar 11,14% yoy.

Sementara Pembiayaan Modal Kerja bertumbuh dengan signifikan sebesar 16,99% yoy, meskipun dengan nominal pembiayaan yang lebih kecil yaitu Rp1,71 triliun.

Pertumbuhan pembiayaan yang baik juga terlihat pada Perusahaan Modal Ventura yang bertumbuh 6,74% yoy menjadi Rp403,57 miliar.

30.Di sisi platform digital, industri start-up Fintech Lending atau lebih dikenal dengan nama pinjaman online masih berkembang dan konsisten bertumbuh.

Terpantau total outstanding penyaluran pinjaman Fintech di Sumatera Utara tercapai sebesar Rp2,05 triliun, bertumbuh 45,66% yoy.

Eksistensi industri Fintech secara konsisten bertumbuh di Sumatera Utara, terutama dari sisi lender.

Tercermin dari pertumbuhan akumulasi rekening lender atau pemberi pinjaman di Sumut bertumbuh 107,87% yoy dan akumulasi rekening borrower atau peminjam bertumbuh 22,47% yoy.

Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat Sumut untuk berinvestasi melalui platform fintech, didorong oleh peluang imbal hasil yang menarik dan akses yang mudah.

Industri Pergadaian yang terdiri dari 1 pergadaian persero (PT Pegadaian) dan 21 perusahaan gadai di Sumatera Utara menunjukkan perkembangan yang pesat, ditandai dengan semakin banyaknya entitas gadai swasta yang beroperasi.

Pada 2024 ini, tercatat penambahan 4 entitas gadai swasta baru, yang memperkuat posisi industri ini sebagai sektor yang dinamis.

Per Juni 2024, total penyaluran pinjaman tercatat sebesar Rp4,86 triliun dengan pertumbuhan yang relatif tinggi 23,39% yoy.

Penyaluran ini terdiri dari 89,79% pinjaman yang diberikan oleh PT Pegadaian dan 10,21% dari pergadaian swasta.

Lembaga Keuangan Mikro yang terdiri dari 1 LKM di Kota Gunungsitoli dan 1 Bank Wakaf Mikro di Deliserdang juga memperlihatkan perkembangan yang potensial dengan pertumbuhan pembiayaan 30,97% yoy dengan total pembiayaan Rp6,16 miliar.

Prinsip daripada LKM lebih berfokus dalam membantu masyarakat miskin produktif, sehingga secara nominal terlihat relatif kecil dibanding lembaga pembiayaan berbentuk perusahaan.

Pada segmen asuransi jiwa mulai menunjukkan pertumbuhan positif setelah sebelumnya terkontraksi di 2023.

Pada triwulan I  2024, tercatat pendapatan premi asuransi jiwa sebesar Rp2,02 triliun dengan pertumbuhan 7,66% yoy. ( swisma)