Medan : WAKIL Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan H Rajuddin Sagala SPdI mengharapkan, Pemerintah Kota (Pemko) melalui Dinas Perdagangan Kota Medan melakukan operasi pasar (OP) khusus minyak goreng (Migor) dengan tujuan menertibkan harga di pasaran agar tidak terlalu melonjak seperti saat ini.
“Selain Migor, Pemko Medan supaya memberikan subsidi harga kebutuhan pokok lainnya seperti contoh saat menjelang puasa, Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru. Pemko memberikan subsidi. Dengan demikian, masyarakat saat membeli bahan kebutuhan pokok tersebut harganya terjangkau. Artinya, beban masyarakat terbantu dengan subsidi yang diberikan Pemko Medan itu,” kata Rajuddin Sagala, ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (24/01/2022).
Disamping itu, Wakil Ketua DPRD Kota Medan ini juga berharap pemerintah pusat menekan harga Migor supaya secara nasional merata. “Jika hal ini dapat dilakukan maka keluhan masyarakat terutama para emak-emak tidak terjadi. Kita berharap keluhan masyarakat sekarang ini terutama masalah Migor dapat dihilangkan,” ujar politisi dari PKS ini.
Kemudian, lanjut wakil rakyat dari Fraksi PKS ini, pemerintah pusat maupun daerah segera mungkin melakukan peninjauan ke pabrik-pabrik minyak goreng untuk memastikan apakah ada penimbunan atau tidak. “Kita tidak mau para spekulan melakukan penimbunan Migor hanya untuk kepentingan pribadi. Sementara, masyarakat ‘menjerit’ melihat harga Migor dipasaran melonjak tinggi,” sebutnya.
Maka dari itu, sambungnya, diminta aparat dari tingkat Kepala Lingkungan (Kepling), Lurah dan Camat jika menemukan adanya penimbunan segera melaporkannya kepada kepolisian untuk diambil tindakan secara hukum. “Bicara soal penimbunan tidak ada istilah kompromi, harus tindak secara hukum agar ada efek jerah,” tandasnya.
Sementara, Nining Zahara mengaku penduduk Kecamatan Medan Tembung ketika dimintai komentarnya seputar harga Migor saat ini mengatakan, agar pemerintah daerah segera mengambil tindakan supaya harga Migor turun. “Saat ini harga Migor curah Rp 18.500 per kilo di grosir,” ujar Nining.
Hal senada juga dikatakan Roni penduduk Sei Mencirim. Selain Migor, harga telor pun naik. Per butirnya dari Rp 1.500 menjadi Rp 1.800 per butir. “Pokoknya, kita mau pemerintah segera menurunkan harga kebutuhan pokok ini agar tidak berlarut-larut,” pintanya. (ruzky)