Sosper No 6 Tahun 2015, Afri Rizki Lubis: Sikap Peduli Sampah Dimulai dari Rumah Tangga

MEDAN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Medan, Muhammad Afri Rizki Lubis SM MIP, mengajak warga untuk mendukung program Pemko Medan dalam upaya menata kota menjadi lebih baik, khususnya terkait kebersihan.

Hal itu disampaikan Rizki Lubis saat melaksanakan Sosialisasi Perda (Sosper) Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Persampahan di Jalan Brigjend Katamso Gang Sempurna Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun, Minggu sore (19/6/2022).

Anggota dewan dari Fraksi Golkar DPRD Kota Medan ini mengatakan, Walikota Medan Bobby Nasution telah menunjukkan tekad besar untuk mengubah Kota Medan menjadi kota yang bersih dan nyaman bagi warganya.

“Ini semua menyangkut persoalan sampah. Bagaimana kita mengelola sampah dengan lebih baik. Dan sejauh mana kepedulian kita terhadap sekitar,” katanya mengawali Sosper.

“Pengelolaan sampah yang baik, juga mampu menjauhkan kita dari bencana banjir. Mari memulainya dari kehidupan kita sehari-hari, melalui hal-hal kecil. Seperti memisahkan sampah rumah tangga, sampah organik dan non organik,” kata Rizki.

Lebih lanjut, legislator muda ini menghimbau warga agar mengawasi, menjagan parit, drainase agar jauh dari tumpukan sampah. “Parit, drainase bukanlah tempat pembuangan sampah. Harus kita jaga, agar terhindar dari bencana.”

“Mari bersama-sama mendukung program Pemko Kota Medan di bidang kebersihan. Dan kedepannya, semoga Kota Medan akan kembali meraih Piala Adipura,” katanya disambut tepuk tangan warga.

Sementara itu, Camat Medan Maimun Dedi Nasution memaparkan, Pemko Medan saat ini memiliki 5 program prioritas, yakni bidang Kesehatan, Infrastruktur, Penanganan Banjir, Kebersihan, Heritage dan UMKM.

“Sebagai salah satu faktor penyebab bencana banjir yang kerap terjadi, bidang kebersihan telah masuk dalam salah satu program prioritas Pemko,” ungkap Dedi.

“Pengelolaan sampah, sesungguhnya terkait faktor kebiasaan. Apabila masing-masing rumah tangga, membiasakan diri memilah sampah, bukan tidak mungkin, justru akan membawa tambahan rezeki,” katanya lagi.

Bukan tanpa alasan, Dedi menyebut mengelola sampah mampu menambah penghasilan rumah tangga. Ia mencontohkan di beberapa tempat, warga nya telah secara rutin memisahkan sampah organik dan non organik.

“Selain menjadi bagian perilaku hidup sehat, dari sampah organik ini bisa menghadirkan berbagai kreatifitas yang menambah penghasilan. Seperti membuat kerajinan tangan atau lainnya, yang punya nilai jual,” paparnya.

Pada sesi tanya jawab, sejumlah warga mengeluhkan sering terjadinya banjir, dan adanya sampah buangan dari daerah lain terbawa ke kawasan pemukiman mereka.

Menanggapi itu, Dedi menjelaskan, untuk melakukan normalisasi sungai di kawasan Kelurahan Sei Mati, susah dilakukan. Karena padatnya pemukiman warga di daerah bantaran sungai tersebut.

“Peralatan berat tidak bisa masuk untuk melakukan pengerokan, apalagi membawa tanah hasil kerokan ke luar lokasi, sungguh tidak mungkin. Karena kalau itu dilakukan, berarti kita mesti menghancurkan sebagian rumah warga, agar peralatan berat bisa masuk ke pinggir sungai,” jelasnya.

“Itulah sebabnya, Pemko Medan saat jni tengah mengupayakan relokasi pemukiman warga di bantaran sungai. Dan saat ini tengah berlangsung sosialisasi dan telah diberitahukan kepada warga. Dan pemerintah akan memberikan ganti rugi kepada pemilik tanah dan bangunan,” tambahnya lagi. (Red)