10 Oktober 2024 / 02:03 WIB

PKPMI Bersama Tourism Malaysia Medan Bagi-bagi Takjil dan Bingkisan

GLOBALMEDAN.COM, MEDAN-Ada banyak hal yang selalu diidentikkan dengan bulan Ramadhan. Salah satunya adalah takjil.

Kudapan manis yang dinikmati saat berbuka puasa ini dan umumnya memiliki rasa yang manis dengan tekstur lembut agar mudah dimakan setelah berpuasa seharian.

Selain diperjual belikan, takjil juga kerap dibagikan secara gratis  sebagai bentuk sedekah dan berbagi rezeki antar sesama manusia.

Salah satunya adalah gerakan yang dilakukan Persatuan Kebangsaan Pelajar Mahasiswa di Indonesia (PKPMI) Medan bersama Tourism Malaysia Medan dengan tagline “Lebih Banyak Memberi, Lebih Luas Pintu Rezeki” membagi-bagikan takjil4U, Sabtu (23/4/2022)

Selain membagi-bagikan takjil bubur lambuk kepada pengendara yang lewat di depan kantor Konsulat Jenderal Malaysia di Jalan Diponegoro dan depan Istana Maimon Medan juga sumbangan berupa beras, sejadah, kain sarung , kuih raya dan bubur lambuk di Panti Asuhan Ade Irma Suryani Jalan Cik Ditiro dan Panti Asuhan Padang Bulan Medan.

Pada ajang sosial itu disaksikan Konsul Jenderal Malaysia di Medan Aiyub Omar dan Konsul Pelancongan yang juga Direktur Tourism Malaysia di Medan  Hishamuddin Mustafa bersama isteri bahkan sekaligus turut serta membagi- bagikan takjil tersebut.

Konsul Pelancongan Malaysia Hishamuddin Mustafa menjelaskan,
takjil selain diperjual belikan juga kerap dibagikan secara gratis pada bulan Ramadhan sebagai bentuk sedekah dan berbagi rezeki antar sesama manusia.

Beberapa takjil yang biasa dijual adalah kolak pisang, sop buah, hingga es buah. Ada juga beberapa yang memiliki rasa asin dan gurih seperti berbagai ragam gorengan dan bubur.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata takjil memiliki arti mempercepat dalam berbuka puasa yang diambil dari bahasa Arab ‘ajila yang bermakna menyegerakan.

Dijelaskan Hishamuddin, ‘Takjil4U’ atau program Agihan Bubur Lambuk ini merupakan program yang pertama kali diadakan PPKMI Medan dan merupakan salah satu inisiatif menghidupkan kembali aktivitas mahasiswa Malaysia yang berada di Medan.

Pada kegiatan ini sebanyak 30 mahasiswa turut serta dalam membantu menjayakan program yang dilaksanakan pada pukul 9 pagi WIB.

Program memasak bubur ini merupakan satu kegiatani sosial, riadah, dan amal jariah yang sering dilakukan ketika bulan Ramadhan.

Menurut Hishamuddin, program ini bertujuan untuk meramaikan lagi suasana Ramadhan sesama mahasiswa Malaysia yang berada di Medan.

“Sasaran utama program Takjil4U sendiri adalah untuk memberi peluang kepada mahasiswa Malaysia bersedekah di bulan mulia ini sekaligus menjalin silaturahim antara mahasiswa Malaysia di Medan,”  kata Hishamuddin.

Bubur Lambuk sendiri adalah bubur khas Melayu yang terbuat dari beras, daging sapi cincang, kacang hijau, bawang merah, bawang putih, jahe, udang kering, air, santan, wortel, seledri, minyak samin, lada hitam, bubuk jintan, kapulaga, kayu manis, cengkeh, dan garam.

 

Untuk lebih menambah selera, bubur lambuk juga bisa diberi berbagai toping seperti bawang goreng, seledri, daun bawang, telur rebus, dan kerupuk.

Menurut sejarah, bubur lambuk telah ada sejak zaman Kesultanan Melayu Melaka pada abad ke-15, ketika Parameswara yang kemudian dikenal sebagai Sultan Iskandar Shah setelah memeluk agama Islam menerima kunjungan Maharaja Hun Jen dari Kamboja yang menginginkan sejenis makanan yang mudah untuk ditelan namun tetap terasa enak dan berkhasiat.

Ada lagi sumber lain yang mengatakan bubur lambuk mulanya dihidangkan di Malaysia, di kawasan Kampung Baru, Kuala Lumpur, oleh seorang juru masak bersama Said pada 1950-an dengan versi bubur lambuk berempah seperti yang dikenal saat ini.

Bubur ini umumnya hanya disediakan sekali dalam setahun atau pada momen-momen tertentu karena merupakan hidangan khas bangsawan yang dibagikan kepada khalayak ramai.

Namun seiring perkembangan zaman, bubur ini kemudian dicoba untuk diadaptasi oleh masyarakat sekitar dengan tanpa menggunakan daging yang merupakan barang mewah pada masa itu.

Pada saat ini penyajian bubur lambuk dilakukan secara bergotong-royong di masjid sebelum berbuka puasa, sepanjang bulan Ramadhan.

Bubur lambuk ini menjadi lambang perpaduan dan kesatuan bagi penganut Islam di Negeri Jiran. Seperti yang dilakukan PKPMI saat ini.

Bubur lambuk yang telah siap dimasak kemudian dibungkus rapih dan dibagikan selain kepada semua pihak yang telah ikut serta juga kepada warga sekitar Kota Medan, rumah anak yatim dan beberapa rumah orangtua beserta dengan sumbangan berupa sembako yang telah dikumpulkan sebelumnya oleh pihak PKPMI Medan.

Pengarah program Takjil4U, Mohamad Farhan Hafizin berharap kerjasama yang telah dilakukan pada program ini dapat mengeratkan lagi jalinan silaturahim antara para pelajar bersama Konsulat Jenderal Malaysia Medan.

Selain mengisi kegiatan rohani dan amal kebajikan dalam bulan Ramadhan, secara tidak langsung program ini juga dapat mengeratkan hubungan silaturahim antara rakyat Malaysia dan Indonesia.

“Kami juga berharap agar program Takjil4U ini mendapat sokongan serta kerjasama daripada semua pelajar Malaysia di Medan dan pihak Konsulat Jenderal Malaysia Medan,” harapnya.

Yang Dipertua (YDP) PKPMI Medan sesi 2022, Nur Haimisha Nadhira, juga turut mengucapkan banyak penghargaan kepada Konsulat Jenderal Malaysia Medan, Agensi lain yang terlibat , PDRM , Tourism Malaysia, Satlantas Polistrabes Kota Medan dan lain agensi serta Ibu Perwakilan atas dukungan yang diberikan kepada PKPMI Medan, sehingga mereka bisa terus menganjurkan program kemasyarakatan kedepannya, terutama di Medan.

Selain dibantu dalam penyediaan tempat untuk memasak bubur lambuk oleh Konsulat Jenderal Malaysia, kegiatan ini juga mendapat dukungan dari pihak Education Malaysia Indonesia (EMI). ( swisma)