GLOBALMEDAN.COM, MEDAN-Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I terus soroti kenaikan harga telur ayam di Sumatera Utara (Sumut) yang melonjak dalam beberapa hari terakhir ini.
Berdasarkan pantauan harga dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga telur ayam memasuki awal Juli 2022 mengalami penurunan dari Rp26.050 menjadi Rp25.650 per kg, dan stabil sampai dengan minggu ketiga Agustus.
Namun, menjelang akhir bulan kembali naik ke level Rp26.100 per kg.
Menyikapi kenaikan harga yang terus melonjak, Kantor Wilayah I KPPU melakukan pemantauan mulai dari pedagang, distributor hingga peternak.
Kepala KPPU Kanwi I Ridho Pamungkas menjelaskan, hasil pantauan yang dilakukan ke beberapa pasar di Kota Medan di antaranya Pusat Pasar, Pasar Petisah, Pasar Palapa, Pasar Sukaramai hingga Pasar MMTC.
Dari pantauan tersebut diperoleh informasi harga rata-rata untuk telur ukuran kecil antara Rp1.550-Rp1.700 per butir, ukuran sedang Rp1.600-Rp1.750 per butir, dan ukuran besar antara Rp1.700-Rp1.900 per butir.
“Ada terjadi kenaikan harga sejak awal Agustus, namun tidak ada penurunan pasokan dan beberapa pedagang mengaku terjadi penurunan permintaan,” sebut Ridho dalam keterangannya, Sabtu (27/8/22).
Sementara, informasi yang sedikit berbeda diperoleh KPPU dari distributor. Dalam pantauan pihaknya ke PT Sumber Pangan Nusantara Indonesia, KPPU mendapati bahwa harga telur di tingkat distributor sedikit mengalami penurunan.
Disebutkannya,Sl saat ini, harga telur ayam di distributor dari berbagai grade mengalami penurunan Rp100Rp-120 per butir dari pekan sebelumnya.
” Berdasarkan informasi yang diperoleh selama ini, permintaan dan pasokan mereka stabil,” bebernya.
Seusai dari distributor, KPPU juga melanjutkan pantauan ke peternak ayam ras petelur yang berlokasi di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, harga jual telur di tingkat peternak sekitar Rp1.460 per butirnya tanpa dibedakan ukurannya dengan kategori 1 ikat di atas 18 Kg.
Ridho memaparkan, dari pengakuan salah satu peternak telur yang memiliki sekitar 30 ribu ekor ayam petelur, biaya produksi telur ayam ras sekitar Rp1.390/butir.
Menurutnya, dari sisi produksi, akibat turunnya harga telur tahun lalu dan kenaikan harga pakan sekitar 40 persen dibandingkan tahun lalu, menyebabkan dia mengurangi kapasitas kandangnya sekitar 35 persen.
Bahkan, beberapa peternak telur di Pantai Labu harus gulung tikar. Pemicu turunnya harga telur tahun lalu, katanya disinyalir karena perusahaan unggas terintegrasi juga telah memiliki peternakan ayam petelur, sehingga terjadi banjir telur di pasar.
Terkait pembentukan harga, peternak mengatakan, harga ditentukan agen yang mengambil telur ke tempatnya.
Sementara, harga acuan agen mengikuti info realisasi harga telur ayam himpunan Medan dan Kepri yang dikeluarkan Pinsar Indonesia.
Untuk mendalami berbagai informasi yang telah diperoleh di lapangan, KPPU Kanwil I akan memanggil beberapa distributor telur, perusahaan terintegrasi dan Pinsar, khususnya untuk mengklarifikasi adanya info realisasi harga yang membentuk harga telur di pasar.
Hal ini untuk memastikan apakah kenaikan harga ini memang terkait dengan dampak pandemi Covid-19 yang telah melandai.(swisma)