GLOBALMEDAN.COM, MEDAN-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara bersama Dewan Riset dan Inovasi (DRIN) Sumut serta Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Medan kembali gelar Sumatranomics ketiga di 2022, Kamis (27/10/2022).
Hal ini sejalan dengan komitmen dan target pemerintah untuk mengakselerasi kinerja perekonomian Indonesia khususnya wilayah Sumatera.
Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian Sumatranomics 2022 yang sehari sebelumnya diselenggarakan Presentasi Finalis 3 paper pada kategori
umum dan mahasiswa.
Bertemakan “Strategi Pemulihan Ekonomi Melalui Pengembangan Ekonomi Hijau dan Digital”, konferensi 3 rd Sumatranomics ini turut mendukung transformasi Indonesia khususnya wilayah Sumatera menuju
digitalisasi dan pengembangan sektor Ekonomi Hijau yang berkelanjutan.
Konferensi 3 rd Sumatranomics dilakukan secara hybrid. Pada pelaksanaan luring digelar di Grand Ballroom JW Marriott Hotel Medan. Sedangkan daring disiarkan langsung melalui aplikasi Zoom dan Youtube dihadiri Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah.
Konferensi ini juga menampilkan 4 narasumber pakar di bidangnya, yaitu IGP Wira Kusuma (Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia), Irman Robinson (Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia), Prof. Candra Fajri Ananda (Guru Besar Universitas Brawijaya), serta Eka Chandra Buana (Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Bappenas RI).
Kegiatan dibuka Kepala BI Sumut, Doddy Zulverdi yang dalam sambutannya menyampaikan penyelenggaraan Sumatranomics memiliki 2 tujuan utama.
Tujuan pertama untuk menggali ide dan rekomendasi kebijakan strategis yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi BI dan pemerintah daerah dalam mendukung akselerasi pemulihan ekonomi di wilayah Sumatera.
Kedua, untuk menyediakan wadah bagi para akademisi, praktisi, dan mahasiswa dalam mengembangkan kapasitas riset sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas periset, khususnya di wilayah Sumatera.
Pada tahun ini, Sumatranomics membuka dua kategori penulisan paper, yaitu Kategori Umum & Kategori Mahasiswa.
Paper yang terkumpul terbagi dalam 5 topik utama, yaitu: stimulus fiskal-moneter, transformasi sektor keuangan, digitalisasi ekonomi dan keuangan, transformasi sektor riil, dan ekonomi keuangan hijau.
Berdasarkan jumlah paper yang mengikuti 3rd Sumatranomics 2022, antusiasme masyarakat dalam melahirkan karya-karya ilmiah yang mengangkat isu-isu ekonomi di wilayah Sumatera terindikasi semakin meningkat.
Hal ini tercermin pada jumlah paper yang diterima panitia yang pada tahun ini mencapai 135 paper atau meningka 60,7% dibandingkan 2021.
Konferensi dilanjutkan dengan pengumuman pemenang Call for Paper 3rd Sumatranomics serta pemberian medali oleh Wagubsu dan penyerahan hadiah oleh Kepala BI Sumut.
Juara 1 kategori umum diraih
Yongky Choirul Anam, Deltha Airuzsh Lubis, Apri Sahmarido Saragih dari BPS Sumut dengan paper berjudul “Can Technological and Institutional Innovation Be A Source of Green Economic Growth In Sumatra? : An Econometric Analysis with Big Data Support”.
Pada kategori mahasiswa, juara 1 diraih Siswantoro dari Universitas Negeri Semarang dengan paper berjudul “From Conventional Finance to Digital Finance : Analisis Kontribusi Financial Technology Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumut Selama Pandemi”.
Wagubsu saat tampil sebagai keynote speech mengapresiasi inisiatif diadakannya 3rd Sumatranomics 2022.
Dia juga mengapresiasi semangat para peserta dalam menyampaikan usulan rekomendasi yang memberikan manfaat nyata dan mendukung pemulihan ekonomi di Sumut.
Wagubsu yakin penyelenggaraan Sumatranomics melalui riset dan inovasinya adalah salah satu kunci utama guna mengatasi tantangan perekonomian baik yang sedang berlangsung maupun yang
akan datang.
Sedangkan Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI,
IGP Wira Kusuma memaparkan Perkembangan Ekonomi Struktural dan Respons Kebijakan Indonesia.
Wira Kusuma menyampaikan seiring dengan berlanjutnya gangguan rantai pasokan, tekanan inflasi global masih tinggi sehingga mendorong bank sentral di banyak negara menempuh kebijakan moneter yang lebih agresif.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera diprakirakan meningkat dari 2021 dan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, dimana ekonomi domestik 2022 diprakirakan tumbuh pada kisaran proyeksi 4,5-5,3% serta masih tumbuh tinggi pada 2023.
Sementara iti Irman Robinson selaku Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI menyampaikan paparannya mengenai Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Hijau yang ditempuh BI.
Irman Robinson menyampaikan pemulihan ekonomi pasca Covid-19 perlu diantisipasi lebih lanjut menyusul gelombang resesi negara maju dan perubahan iklim.
Hal ini karena kerugian akibat perubahan iklim jauh lebih besar dari pada gabungan kerugian akibat krisis keuangan global 2008 dan pandemi Covid-19 dan mampu berdampak terhadap Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan.
Adapun peran Bank Sentral yaitu
memastikan ketahanan sektor keuangan terhadap dampak perubahan iklim dan mendukung transisi yang teratur, adil dan berkemampuan melalui pembiayaan dan penerbitan green bond dalam mendukung pengembangan
infrastruktur hijau.
Tampil juga sebagai narasumber lainnya Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Candra Fajri Ananda yang membahas ekonomi digital sejalan dan dapat berperan besar dalam mendorong perekomian inklusi keuangan.
“Salah satunya dengan memperluas akses ke beragam produk dan layanan keuangan,” kata Candra.
Menurutnya akses itu misalnya fasilitasi kredit untuk perorangan maupun UMKM dan meningkatkan efektifitas serta efisiensi pelaksanaan program dan layanan pemerintah dalam penyaluran
bantuan sosial kepada masyarakat (Bantuan Sosial Non Tunai).
Dengan demikian, katanya digitalisasi ekonomi merupakan solusi alternatif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Rangkaian paparan narasumber lainnya disampaikan Eka Chandra Buana selaku Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Bappenas RI.
Eka Chandra membahas mengenai Penerapan Kebijakan Ekonomi Hijau dalam Mendukung Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional dan Wilayah Sumatera.
Eka Chandra juga menyebutkan pandemi COVID-19 menciptakan dampak sistemik terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan.
Redesain Transformasi Ekonomi dilakukan agar tidak hanya membawa ekonomi kembali ke kondisi sebelum krisis tetapi ke kondisi yang lebih baik dari sebelum krisis.
“Dalam kata lain, membangun kembali dengan lebih baik atai Build Back Better dengan menyeimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan,” ungkapnya.
3rd Sumatranomics menjadi salah satu langkah yang ditempuh BI
Sumut untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perkembangan ekonomi dan isu strategis yang terjadi di wilayah Sumatera.
Sekaligus juga menggali rekomendasi dan solusi kreatif untuk mengatasi berbagai kendala yang ada di Sumatera.
Hasil pemikiran yang dituangkan dapat mendukung rekomendasi kebijakan kepada pemerintah baik di tingkat regional Sumatera maupun pemerintah pusat. ( swisma)