10 Oktober 2024 / 02:07 WIB

Gegara Mabuk Tuak, Sengaja Tikam Abang Kandung Hingga Tewas, Maralus Dituntut 5 Tahun Penjara

MEDAN-Gegara mabuk tuak, Maralus Nauli,(33) warga Kecamatan Medan Kota terdakwa penikaman terhadap abang kandungnya sendiri dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) selama.5 tahun penjara di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (6/7/2022).

Dalam nota tuntannya Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kharya Saputra menilai terdakwa.terbukti bersalah melakukan penganiayaan yang mengakibatkan kematian.

“Meminta supaya Majelis Hakim menjatuhkan terdakwa Maralus Nauli dengan pidana penjara selama 5 tahun, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan,” ujar jaksa.

Dikatakan JPU, terdakwa telah memenuhi unsur bersalah sebagaimana diatur dan Pasal 351 ayat (3) KUHPidana. Usai mendengar tuntutan JPU, terdakwa melalui Penasehat Hukumnya (PH) memohon keringanan hukuman.

“Mohon keringanan yang mulia karena terdakwa sangat menyesali perbuatannya,” ucap PH terdakwa.

Selanjutnya, Majelis Hakim yang diketuai Denny Lumbang Tobing menunda sidang dua pekan agenda vonis.

Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kharya Saputra dalam dakwaannya menuturkan bahwa perkara ini bermula pada Selasa 05 April 2022 lalu, sekira pukul 01.30 WIB saat terdakwa Maralus pulang dari warung tuak dalam keadaan mabuk.

Kemudian, Linceria, ibu kandung terdakwa membuka pintu rumah dan terdakwapun masuk ke rumah. Setelahnya terdakwa yang merasa lapar memarahi ibunya dikarenakan tidak ada makanan di rumah.

“Lalu Linceria menyuruh terdakwa untuk memasak mie yang ada di lemari. Setelah terdakwa memasak mie dan memakannya terdakwa terus memarahi Linceria sehingga korban Bobi (abangnya) dan ayahnya keluar dari kamar,” ujar jaksa.

Kemudian korban Bobi memarahi terdakwa dengan mengatakan ‘kenapa kau marahi mamak’ dan terdakwapun menjawab ‘diam kau, ayok main kita’.

“Setelah itu terdakwa dan korban berkelahi yang mana pada saat perkelahian tersebut, terdakwa mengambil pisau yang ada di dapur dan menusukan pisau tersebut sebanyak 1  kali di dada sebelah kanan korban, sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia,” urai jaksa.

Bahwa pada saat terjadi keributan tersebut,  tetangganya saksi Charles Sinaga dibangunkan oleh anaknya, dan langsung menuju ke rumah korban yang berada di belakang rumahnya.

“Saat itu Charles melihat terdakwa sedang memangku korban sambil memegang dada sebelah kanan korban yang sudah mengeluarkan darah, dan terdakwa juga mengatakan ‘tolong panggil ambulans, bertahan kau ya bang, sayang kali aku sama kau’ melihat hal tersebut saksi Charles Sinaga meminjam mobil tetangga untuk membawa korban ke rumah sakit,” ungkapnya.

Lalu, saksi Charles Sinaga bersama pemilik mobil yaitu Konice Br. Manik membawa korban ke rumah sakit Esthomihi, namun sesampainya disana pihak rumah sakit sudah tidak sanggup untuk menangani korban dan dirujuk untuk membawa korban ke Rumah Sakit Mitra Sejati.

“Setelah itu pergi ke rumah saksit Mitra Sejati dan sesampainya disana dilakukan pemeriksaan oleh dokter di IGD dan ternyata korban sudah meninggal dunia,” pungkas jaksa. (es)