MEDAN-Asosiasi Perusahaan Nasional Pengiriman dan Pengantaran Barang Indonesia (Asperindo) Sumatera utara menggelar silaturahmi dan ngaji bisnis ramadan.
Sekjend Asperindo Sumut yang juga Business Coach, DR Fikri Alhaq Fachryana menyebutkan, sebagai asosiasi perusahaan pengiriman express, pos dan logistik, sangat penting untuk membangun kesolidan.
” Pasalnya sektor logistik sangat berperan dalam ekonomi digital saat ini. Masyarakat mengenal nya perusahaan kurir,” kata Fikri Selasa (18/4/2023).
Disebutkannya, kegiatan tersebut dilaksanakan tiga kali selama ramadan, yakni pada 30 Maret, 6 April dan 15 April 2023 secara bergantian di Kantor Anggota yaitu PT TES, PT JNE dan terakhir di PT DBM.
Dikatakannya, iklim bisnis yang sehat dan kolaboratif menjadi kunci untuk peningkatan layanan pada masyarakat di bidang logistik dan kontribusi bagi ekonomi Sumatera Utara ( Sumut).
Selain itu, dalam momentum ramadan ini seluruh perusahaan anggota berusaha membangun bisnis yang lebih berkah dengan mempelajari dan menerapkan prinsip prinsip syariah.
Syariah berlaku universal yang tidak hanya untuk Agama Islam, tetapi berlaku untuk semuanya, karena berisi nilai nilai keadilan.
Materi yang disampaikan dalam ngaji bisnis ini adalah mulai tentang prinsip Syariah dalam strategi, system, human capital, culture hingga leadership yang disampaikan DR. Fikri Alhaq Fachryana.
Kemudian, agar perusahaan dalam berkontribusi bagi ekonomi Ummat Sumut, maka materi ngaji bisnis ditutup dengan pembelajaran zakat bagi perusahaan dan profesional yang disampaikan Sulaiman, SPd, Ketua Forum Lembaga Zakat Sumut (FOZ).
Ketua Bidang Kerohanian dan Sosial Asperindo Sumut, Heriadi dalam sambutannya berharap agar perusahaan yang terganung di Asperindo menjadikan momentum ramadan ini untuk meningkatkan solidaritas, kolaborasi, kompetensi bisnis dan kepatuhan pada aturan agama dalam berbisnis, sehingga semakin berkah, melayani dan berkontribusi.
Asperindo akan terus meningkatkan kompetensi untuk mengerjar ketertinggalam Indonesia di kelas dunia dalam hal Logistik Performance Index ( LPI), dimana Indonesia masih nomor 41 dari 140 negara.
LPI ini dinilai berdasarkan parameter yaitu kompetensi SDM, Infrasturktur, teknologi trace tracking, ketepatan waktu, dan akses internasional. ( swisma)