GLOBALMEDAN.COM, MEDAN-Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf berikan kuliah umum pada rangkaian perayaan Dies Natalis ke-70 Universitas Sumatera Utara (USU)
Keterangan dari humas USU, Senin (12/9/2022) disebutkan, kuliah umum yang digelar di Auditorium USU itu bertajuk Leadership General Lecturer Series.
Rektor USU Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si mengatakan, kedua narasumber tersebut dihadirkan untuk para mahasiswa dan seluruh peserta agar dapat memahami aspek-aspek strategis dalam penguatan pertahanan global serta bagaimana upaya peningkatan ekonomi secara signifikan.
“Implementasinya diharapkan muncul inspirasi dari mahasiswa untuk dapat menyesuaikan kemauan dan aktivitas penyesuaian masa depan mereka terhadap tantangan yang akan datang,” ujarnya saat membuka kuliah umum
pada Jumat, (09/09/2022).
Rektor menjelaskan, sehubungan dengan Presidensi G20 dan Dies Natalis ke-70, USU telah menyiapkan banyak diskusi menyambut G20.
Mahasiswa diharapkan memiliki willingness form berkaitan peran dan fungsi Indonesia pada gerakan tersebut.
Rektor menjelaskan, tema tersebut diusung karena Indonesia tidak hanya memiliki keberagaman dalam hal budaya, tetapi juga pada pandangan politik, keagamaan, dan etnik. Karena itu, keberagaman yang hadir dalam kultur berbangsa dan relasi sosial harus dipahami.
“Keberagaman yang hadir dalam kultur berbangsa dan relasi sosial harus dipahami secara bijak serta dimaknai sebagai kekuatan besar untuk mendukung pembangunan,” kata rektor.
Rektor berharap, dengan materi keberagaman yang disampaikan menjadi kesempatan bagi mahasiswa USU untuk meningkatkan wawasan keilmuan dan menguatkan paham kebangsaan.
“Kuliah ini diharapkan mampu memberi pemahaman bahwa keberagaman itu penting untuk bisa memperkuat Indonesia,” ujarnya.
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto dalam materinya menyampaikan tentang optimisme Indonesia untuk menjadi kekuatan pada ekonomi dunia dengan momentum G20.
Kemudian tentang antisipasi kebijakan ekonomi karena Indonesia telah melalui titik-titik kritis dunia seperti pemulihan Covid, konflik Rusia-Ukraina, dan ketegangan antara Amerika dan China.
“Dua hal yang pertama soal optimisme. Ke depan kita berada di momentum yang tepat untuk melompat menjadi kekuatan ekonomi dunia, karenanya kita harus fokus untuk bisa melakukan adopsi ekonomi biru, ekonomi hijau serta transformasi digital,” jelas Andi.
Menurutnya, materi pada kuliah umum ini sangat penting disampaikan, karena mahasiswa akan memiliki bayangan untuk berkarir dalam 20 tahun ke depan dan dapat menyesuaikan diri terhadap tantangan global dan perkembangan teknologi dalam berbagai bidang.
Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam materinya menyampaikan, ekonomi Indonesia hanya bisa bangkit ketika masyarakat turut aktif bergerak dan berkonsolidasi mengatasi masalah-masalah besar yang menjadi penghalang keharmonisan.
Sebab agenda-agenda yang dibentuk oleh pemerintah kurang mampu membawa masyarakat bangkit dari kesulitan ekonomi yang dialami kini.
“Pertama-tama ekonomi Indonesia ini maju bila masyarakat itu aktif bergerak karena pemerintah saja yang bergerak tidak cukup untuk bisa membawa masyarakat ini bangkit dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang kita alami,” jelas Gus Yahya.
Kuliah Umum Ketua PBNU itu sendiri turut diapresiasi Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution yang menyebutkan kegiatan ini sangat bermanfaat karena di Medan terdapat keberagaman suku dan agama sehingga materi yang disampaikan KH Yahya Choli Staquf sangat dibutuhkan.
“Kami Pemko Medan mengucapkan terima kasih kepada Gus Yahya yang telah memberi materi kepada mahasiswa di Medan dan USU sebagai penyelenggara. Kita ketahui Medan ini miniaturnya Indonesia, karena itu Medan membutuhkan materi yang disampaikan Gus Yahya,” ujar Bobby.
Kuliah umum itu sendiri berlangsung dengan meriah dihadiri lebih dari seribuan mahasiswa, Majelis Wali Amanat USU, Pimpinan USU, mulai dari level program studi, fakultas sampai universitas. ( swisma)