MEDAN-STIKes Mitra Husada Medan rayakan dies Natalis ke-19 di aula kampus tersebut Jalan Pintu Air IV Pasar 8, Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Sabtu (18/10/2025).
Hadir pada perayaan tersebut
Ketua STIKes Mitra Husada Medan, Dr. Siti Nurmawan Sinaga, S.K.M M.Kes, Ketua Pengurus Yayasan Mitra Husada Medan, Dr. Drs Imran Saputra Surbakti MM.
Turut hadir juga Dr Herna Rinayanati Manurung SKeb Bd MKes (pembina), Ribur Sinaga SKeb Bd MSi (sekretaris), Dr Rosmani Sinaga MM (bendahara), Toga Adi Putra Sinaga SH (pengawas) dan sivitas akademika STIKes Mitra Husada Medan lainnya serya para mahasiswa.
Ketua STIKes Mitra Husada Medan, Dr. Siti Nurmawan Sinaga, S.K.M M.Kes pada sabutannya mengatakan, STIKes Mitra Husada Medan, senahai kampus berdampak terus menunjukkan kiprahnya sebagai salah satu perguruan tinggi unggulan di Indonesia.
Seiring dengan perolehan akreditasi Unggul dan beragam capaian akademik, dan penelitian serta pengabdian pada masyarakat, STIKes Mitra Husada Medan targetkan menuju tata kelola sesuai dengan standar yang berlaku dan maksimal.
“Semua capaian tu merupakan hasil kerja keras sinergi, dan harus berkesinambungan serta komitmen seluruh civitas akademika untuk menjadikan sebagai universitas yang bertataf internasional dan berdampak bagi masyarakat,” ujar Dr. Siti.
Pada perayaan dies Natalis ke-19 STIKes Mitra Husada Medan yang digelar di aula kampus tersebut Jalan Pintu Air IV Pasar 8, Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor itu, Dr. Siti Nurmawan menyebutkan, pentingnya peran perguruan tinggi sebagai kampus yang berdampak nyata bagi masyarakat dan dan Negara.
Disebutkan Siti, sebagai kampus berdampak, STIKes Mitra Husada Medan siap bersaing secara nasional dan internasional. Karena itu di
usia ke-19 ini sebagai bukti kedewasaan lembaga yang terus bertransformasi, tanpa kehilangan jati diri.
“Kami sudah melalui banyak capaian, dari tingkat nasional hingga internasional, termasuk akreditasi institusi Unggul dari BAN-PT. Tapi lebih dari itu, kami ingin melahirkan tenaga kesehatan yang berdampak,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, kampus kini tengah memperluas kerja sama internasional, salah satunya dengan Jerman dan Jepanh
Beberapa mahasiswa dari negara itu bahkan sudah pernah berkunjung dan terlibat dalam pembelajaran di kampus.
“Kerja sama dan berkolaborasi dengan dunia luar terus kita lakikan agar mahasiswa memiliki wawasan global,” katanya.
Tak hanya dalam bidang akademik, Siti juga menegaskan pentingnya nilai kemanusiaan dalam pendidikan tenaga kesehatan.
Di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan hadirnya kecerdasan buatan (AI), Siti tetap percaya bahwa yang paling berharga dalam profesi kesehatan adalah kecerdasan nurani.
Disebutkannya, AI memang penting, tapi di dunia kesehatan, kecerdasan buatan tak bisa menggantikan wisdom intelligence atau kecerdasan yang datang dari kebijaksanaan dan nurani.
Menurutnya, perawat, bidan, dan tenaga medis bukan sekadar profesi yang menolong fisik, tapi juga menyentuh jiwa.
“Manusia tidak hanya fisik, tapi juga perasaan. Sentuhan, empati, dan komunikasi adalah bagian dari penyembuhan itu sendiri,” katanya.
Dalam budaya kampus, nilai-nilai itu diwujudkan melalui PACER (Professional, Accountable, Collaborative, Empathy & Compassion, Reliable). STIKes Mitra Husada menanamkan etika dan adab dalam setiap langkah mahasiswa.
“Kami tekankan pada mahasiswa agar selalu berpenampilan menarik dalam arti bersikap santun, ramah, dan menebar senyum. Itu yang membuat pasien dan keluarga merasa tenang,” tutur Siti.
Kampus juga mengajarkan hal-hal kecil yang berdampak besar: mengucap salam, menyapa, dan berterima kasih.
“Tenaga kesehatan bukan hanya mengobati, tapi juga menenangkan. Itulah service excellent yang sebenarnya,” tambahnya.
Memasuki dies natalis ke 19 ini, STIKes Mitra Husada hasilkan sekita 6.000-an alumni. Dari jumlah itu, lebih dari 90 persen di antaranya telah terserap di dunia kerja.
“Itu bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang mereka tanamkan. Bahkan ada beberapa dari rumah sakit luar provinsi yang menawarkan diri untuk merekut lulusan STIKes Mitra Husada Medan, seperti Rumah Sakit Rahayu di Jawa Tengah,” papar Siti yang optimistis lulusannya terserap di dunia kerja.
Ketua Pengurus Yayasan Mitra Husada Medan, Dr. Drs Imran Saputra Surbakti MM menegaskan perayaan dies natalis bukan sekadar mengenang usia, tapi momentum untuk meneguhkan arah.
“Selama sembilan belas tahun perjalanan, setiap pencapaian bukanlah garis akhir, melainkan pijakan untuk melangkah lebih jauh. Bersama, STIKes Mitra Husada terus berlari menuju masa depan yang semakin unggul, berdaya saing, dan menginspirasi,” ungkapnya.
Motto yang diusung kampus ini, “Menuntun dengan langkah nyata dan terarah menuju sumber daya manusia profesional”, menjadi napas di setiap langkahnya.
Dies natalis ke 19 STIKes Mitra Husada Medan ini dirayakan sederhana namun tetap diwarnai kemeriahan dan semangat dari pimpinan dan yayasan serta seluruh civitas akademika lainnya sehingga suasana menjadi gegap gempita.
Dengan tema “One Team, One Dream, One Excellent”, suasana kebersamaan begitu terasa. Para dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan kompak mengenakan kaos merah, warna yang melambangkan energi, keberanian, dan solidaritas.
Di usia yang semakin matang ini, STIKes Mitra Husada Medan tidak hanya tumbuh sebagai institusi pendidikan kesehatan, tapi juga sebagai rumah yang melahirkan insan-insan penuh kasih, tangguh, dan siap berkontribusi untuk kemanusiaan.
Perayaan semakin meriah dengan rangkaian tari persembahan Kreasi Nusantara, tarian Bhinneka Kreasi, vocal group, dan pembacaan puisi dan lomba fashion show busana adat Nusantara dari Aceh hingga Papua, mewakili keberagaman yang tumbuh harmonis di lingkungan kampus ini.
Dies natalis ke 19 itu juga dirangkai pelantikan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang menandai lahirnya generasi penerus dengan semangat kepemimpinan baru.
Kemeriahan perayaan dies natalis itu yang juga ditandai dengan pemotongan tumpeng dan kue ulang tahun serta dilanjuti dengan pemberian capan selamat dari para dosen, mahasiswa, dan alumni.( sn)