MEDAN – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus memperkuat ketahanan bisnis melalui penerapan Business Continuity Management System (BCMS) guna memastikan keandalan pasokan energi di tengah tantangan industri.
BCMS memungkinkan PGN untuk mengidentifikasi potensi risiko, menyusun strategi mitigasi, serta mengembangkan prosedur pemulihan yang efektif demi memastikan layanan optimal kepada pelanggan, termasuk PLN sebagai mitra strategis.
Direktur Manajemen Risiko PGN
Arief Kurnia Risdianto menyebutkan, sebagai perusahaan energi yang mengelola infrastruktur dan material berisiko tinggi, PGN berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan operasional melalui BCMS.
” Sejak 2022, kami telah mengadopsi sistem ini dan memperoleh sertifikasi ISO 22301:2019 pada 2024, yang menjadi bukti standar internasional dalam pengelolaan keberlanjutan bisnis,” ujar Arief dalam keterangan yang dilansir, Selasa (11/02/202)5l
Dalam kegiatan BCMS yang digelar pada Rabu, 5 Februari 2025, PGN menggandeng PLN, salah satu mitra strategis dan pelanggan utama PGN, bersama-sama menegaskan pentingnya sinergi antara dua perusahaan energi strategis dalam menghadapi dinamika industri dan risiko operasional.
Kerja sama ini juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dan memastikan keberlanjutan layanan kepada masyarakat.
EVP Manajemen Risiko Financial dan Enabler PLN, Deni Surya Permana menyebutkan, pihaknya
menyambut baik sinergi BCMS dengan PGN.
“Dalam 3–4 tahun terakhir, PLN telah memperkuat Business Continuity Management melalui empat strategi utama, yaitu diskusi publik, kebijakan mitigasi, risk modeling, dan pengembangan Risk Control Center untuk meningkatkan ketahanan organisasi dan keberlanjutan bisnis di masa depan,” ungkap Deni.
Melalui sinergi BCMS, PGN dan PLN terus berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, memperkuat keberlanjutan bisnis, dan menghadirkan layanan energi yang lebih andal bagi masyarakat dan industri di Indonesia ( swisma)