MEDAN – Perekonomian Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan I-2023 mengalami pertumbuh sebesar 4,87%.
“Pada sisi lain, ekonomi Sumut triwulan I-2023 terhadap triwulan IV-2022 mengalami kontraksi sebesar 0,45 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin menyebutkan, Jumat (5/5/2023).
Dikatakan Hasanuddin, perekonomian Sumut berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I-2023 atas dasar harga berlaku mencapai Rp251,95 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp145,71 triliun.
Secara q-to-q berdasarkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 2,70%.
Sedangkan lapangan usaha yang memiliki peran penting terhadap perekonomian Sumut adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami kontraksi 0,10%.
Perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor mengalami kontraksi 0,54%.
Industri Pengolahan mengalami kontraksi sebesar 0,42%; dan Konstruksi mengalami kontraksi sebesar 1,64%.
Pada struktur PDRB Sumut menurut Lapangan Usaha atas dasar harga berlaku Triwulan I-2023 tidak menunjukkan perubahan berarti dibandingkan triwulan IV-2022.
Perekonomian Sumut masih didominasi Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 23,68%; diikuti Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18,94%; Industri Pengolahan sebesar 18,65%; dan Konstruksi 13,14%.
Disebutlan Hasanudin, peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sumut mencapai 74,41%.
Sementara itu, secara y-on-y, Ekonomi Sumatera Utara triwulan I-2023 terhadap triwulan I-2022 mengalami pertumbuhan 4,87%, dimana lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,64%.
Sedangkan lapangan usaha yang memiliki peran penting terhadap perekonomian Sumatera Utara adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh sebesar 3,46%; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,56%; Industri Pengolahan 2,61%; dan Konstruksi 5,49%.
Nurul Hasanudin menyebutkan, berdasarkan pengeluaran, ekonomi Sumut pada triwulan I-2023 terhadap triwulan IV-2022 yang mengalami kontraksi 0,45 persen disebabkan pertumbuhan negatif yang terjadi di beberapa komponen PDRB pengeluaran.
Komponen yang mengalami kontraksi yaitu komponen PK-P sebesar 11,05%; ekspor barang dan jasa 6,21% serta PMTB 1,01%.
Sedangkan Komponen PK-LNPRT tumbuh sebesar 0,60% diikuti komponen PK-RT yang tumbuh 0,29%.
Sementara impor barang jasa yang merupakan komponen pengurang mengalami kontraksi 9,08%.
Secara spasial, kata Hasanudin, struktur perekonomian Pulau Sumatera pada Triwulan I tahun 2023 didominasi Sumut sebesar 23,16%; Riau dengan kontribusi 23,05% dan Sumatera Selatan 13,89%.
Secara y-on-y, Sumut tumbuh sebesar 4,87%, sedangkan Pulau Sumatera tumbuh sebesar 4,79 persen. Kepulauan Riau mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,51%; diikuti Sumatera Selatan sebesar 5,11%; dan Jambi 5,00%. (swisma)