GLOBALMEDAN. COM, MEDAN-Ekonomi Sumatera Utara ( Sumut ) 2022 diperkirakan tumbuh pada range 3,7% hingga 4,5%. Sedangkan di 2021 mencapai 2,5% hingga 3,3%.
“Pertumbuhan tersebut dipengaruhi sejumlah asumsi, antara lain naiknya harga-harga komoditas ekpor,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Soekowardojo dalam Bincang Bareng Media (BBM) digelar secara offline dan online di Medan, Selasa (14/12/2021).
Selain itu kata Soekowardojo ekonomi dunia juga sudah semakin bergerak yang mengakibatkan tumbuhnya permintaan komoditas dari Indonesia.
Menurut Soekowardojo, kenaikan inflasi Amerika Serikat yang diperkirakan hanya bersifat temporer, juga terjadi peningkatan penyaluran kredit ke korporat, rumah tangga dan UMKM.
Meskipun ada pelemahan pertumbuhan ekonomi RRC, Jepang dan Amerika Serikat, namun pertumbuhan ekonomi Eropa dan negara lainnya akan mendorong permintaan sejumlah komoditas Indonesia.
Disebutkannya pada triwulan IV 2021, global mobility index diperkirakan meningkat, indeks keyakinan konsumen juga naik, penjualan riil meningkat, investasi meningkat, kinerja ekspor impor meningkat, sehingga kita optimis pertumbuhan ekonomi Sumut meningkat dengan baik.
Sedangkan dari sisi inflasi, lanjutnya lagi, selama 11 bulan (Januari hingga November 2021) inflasi Sumut mencapai 1,24%. Jika inflasi Desember 2021 pada level 0,66%, maka inflasi Sumut tahun 2021 diperkirakan mencapai 1,6%.
Kebijakan fiskal dan moneter tetap akomodatif, karena inflasi terkendali, terjadi penguatan rupiah, dan herd immunity. Secara rata-rata Inflasi Sumut per bulan pada 2021 pada level 0,47%. Inflasi Sumut masih di bawah target sasaran inflasi nasional pada level 3% plus minus 1%
Ditambahkan Soekowardojo, stabilitas ekonomi Sumut hingga TW 4/2021 berkembang dengan baik.
Dari sisi perbankan, hingga Oktober 2021 ROA tumbuh 3,4%, BOPO 60%, LDR meningkat, DPK tumbuh 10,7% (tabungan, giro dan deposito) dimana DPK perbankan dari tahun 2022 konvensional naik 10,8% dan perbankan syariah naik 9,6%, kredit tumbuh positif 3,1% (korporat tumbuh 2,2%, kredit rumah tangga tumbuh 2,95%, kredit UMKM naik 3,27%).
Demikian juga harga-harga kebutuhan di Sumut relatif stabil, kecuali minyak goreng.
Terkait kebijakan moneter lainnya, Soekowardojo mengatakan BI-7 Day Repo rate tetap pada level 3,50%, Suku Bunga Deposit Facility (DF) tetap pada level 2,75%, Suku Bunga Landing Facility tetap pada level 4,25%.
“Pada sistem pembayaran, estimasi uang kartal menghadapi Nataru senilai Rp2,9 triliun, sedangkan 2020 mencapai Rp5 triliun,” katanya
Tapi ini bukan berarti pertumbuhan ekonomi Sumut lebih rendah di 2021 dibandingkan 2020.
Menurutnya pada 2020 masih tahun pertama perbankan di Sumut menghadapi pandemi Covid-19, penyaluran Bansos tahun 2020 Desember sedangkan tahun 2021 sudah disalurkan sejak Oktober 2021
Kemudian pemerintah sempat mengumumkan PPKM Level 3. Hingga saat ini perbankan sudah menarik Rp1,47 triliun dari BI Sumut, namun setelah PPKM dibatalkan, maka BI akan meningkatkan uang kartal baru di Sumut. ( swisma)